Jumat, 07 November 2014

Pasar Bebas Se - ASEAN MEA (Mayarakat Ekonomi Asean)


Pasar Bebas Se - ASEAN
Apakah Indonesia akan bisa memanfaatkan kesempatan ini, atau Indonesia akan menjadi budak di Negaranya Sendiri??

tujuan utama MEA adalah mendirikan pasar dan basis produksi tunggal. Sejumlah tujuan lainnya, adalah menjadikan ASEAN sebagai pasar yang kompetitif dan ekonomis, memiliki perkembangan ekonomi yang setara dan terintegrasi secara utuh dengan perekonomian global

Negara-negara anggota ASEAN tengah gencar mempersiapkan AEC 2015 (ASEAN Economic Community 2015). 10 negara anggota ASEAN bersatu untuk menjadi salah satu kawasan perekomian yang dapat diperhitungkan dalam percaturan perekonomian Internasional AEC atau MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) resmi diberlakukan tahun 2015. Mau tak mau, siap tak siap Indonesia harus ikut berpartisipasi. MEA bertujuan untuk memberikan keleluasaan dan kebebasan bagi Negara-negara anggota ASEAN dengan menghapuskan pungutan-pungutan ekspor impor seperti: quota, tarif dsb, sehingga memudahkan aliran barang, jasa, tenaga kerja terampil serta aliran investasi keluar masuk di suatu Negara. Indonesia sepertinya
“kebakaran jenggot” ketika
wacana ini diluncurkan. Bagaimana tidak? Sebagai Negara berkembang ia harus mengkaji ulang hal ini lebih dalam. Apakah MEA akan menjadi peluang, tantangan atau malah ancaman? Banyak pihak yang memandang pesimis mengenai kesiapan Indonesia di tengah himpitan  pasar bebas. Ada beberapa faktor yang di anggap sebagai kendala Indonesia untuk menyambut MEA 2015

SDM yang belum siap. Dikhawatirkan SDM Kita akan kalah saing ditengah mudahnya Tenaga Kerja asing yang lebih terampil masuk ke dalam negeri. Hal ini dapat memicu meningkatnya jumlah pengangguran

MEA 2015 resmi diberlakukan 1 tahun lagi, belum ada persiapan memadai yang dilakukan pemerintah.

Minimnya sosialisasi, sehingga sedikit masyarakat yang melakukan persiapan dalam menyongsong MEA 2015.

Lonjakan Inflasi akibat kenaikan harga BBM dan meningkatnya BI Rate yang menyebabkan para pengusaha kesulitan dalam mengakses modal pengembangan usaha. Padahal, di saat situasi genting seperti ini, diperlukan akselerasi pertumbuhan yang lebih baik. Jika menilik pengalaman sebelumnya. Sebagai tuan rumah, Indonesia hanya bisa menjadi PENONTON

ditengah gempuran barang-barang impor, baik itu pada komoditi otomotif, elektronik, teknologi. Indonesia hanya menjadi konsumen aktif. Negara yang digadang-gadang sebagai Negara Agraris
“gemah ripah loh jinawi”,
 sampai saat ini masih
 getol 
 mengimpor bahan pangan seperti: kedelai, beras, bawang merah, cabai dsb dari Negara lain. Jika hal ini terus terjadi, impor lebih besar dari pada ekspor dapat memicu munculnya  permasalahan baru, yaitu melemahnya mata uang rupiah, akibat neraca perdagangan yang defisit, sehingga menggangu stabilitas ekonomi. Di Negara lain, Indonesia dikenal sebagai produsen
“Tenaga Kerja Tak Terdidik”.
 Tak
hanya di Negara orang, di Negara sendiri pun masih menjadi “babu”.
Ironis, Kita hanya  bisa
numpang
 bekerja dan hanya bisa memenuhi kualifikasi paling rendah dalam struktur organisasi perusahaan-perusahaan Multinasional. Masih Sedikit masyarakat Indonesia menjadi tenaga ahli. Sebagian besar SDM Indonesia dianggap belum mumpuni untuk mengisi posisi vital sebuah perusahaan asing. Sebagai Negara dengan penduduk paling besar, seharusnya Indonesia dapat memanfaatkannya. Apabila Indonesia dapat membaca peluang ini, maka bisa dijadikan batu loncatan untuk pasar bebas yang lebih luas. Perlu ada standarisasi pada semua sektor, tak terkecuali SDM dan daya saing produk. Para  pemangku kepentingan Lembaga pendidikan yang notabennya sebagai pencetak SDM dituntut untuk melakukan standarisasi. Standarisasi berguna untuk meningkatkan daya saing dan menlindungi masyarakat dari produk-produk yang tidak berkualitas. Dalam hal
 
ini, banyak pihak menganggap program standarisasi bisa dijadikan senjata ampuh
untuk  berkompetisi pada MEA 2015. Semoga dengan adanya strategi-strategi yang telah
dicanangkan bisa membawa Indonesia menuju perekonomian yang lebih baik lagi. Amiiin

Daftarpustaka :    Liputan6.com
                          Academia.edu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar